Mimpi Gubernur Pramono Anung Terwujud: Anak Putus Sekolah di Jakarta Barat Kembali Bersekolah

JAKARTA – Mimpi Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk mewujudkan Ibu Kota tanpa anak putus sekolah karena alasan biaya, mulai terlihat nyata. Sebanyak 20 anak di Jakarta Barat yang sebelumnya tidak bersekolah, kini kembali mendapatkan kesempatan belajar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) 07 Cengkareng.

Langkah Nyata di Jakarta Barat

Konfirmasi mengenai keberhasilan program ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, pada Jumat (15/8/2025). Menurut Uus, 20 anak tersebut berasal dari berbagai kelurahan, meliputi Duri Kosambi, Pegadungan, Tegal Alur, dan Rawa Buaya. “Sudah ditindaklanjuti, ada 20 anak yang sudah mulai masuk sekolah di SKB 07 Cengkareng,” ujar Uus.

Dari total 20 anak yang kini kembali belajar, enam di antaranya adalah perempuan dan 14 lainnya adalah laki-laki. Data menunjukkan bahwa sebagian dari mereka sebelumnya pernah mengenyam pendidikan, sementara ada pula yang baru pertama kali merasakan bangku sekolah, meskipun sudah lama berdomisili di Jakarta. Bahkan, ada anak yang berasal dari luar Jakarta namun telah lama tinggal dan memiliki KTP DKI Jakarta, yang kini akhirnya bisa bersekolah.

Faktor Ekonomi dan Tantangan KJP Plus

Sebelumnya, permasalahan anak putus sekolah di Jakarta Barat ini sempat menjadi perhatian Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Lukmanul Hakim. Ia menemukan setidaknya 48 anak usia SD hingga SMP yang terpaksa berhenti sekolah, mayoritas berasal dari Duri Kosambi, Semanan, dan Tegal Alur. “Data yang sudah masuk ada 48 anak. Mereka asalnya dari Duri Kosambi, Semanan, Tegal Alur. Rata-rata usia SD dan menuju SMP ada juga sebagian,” ungkap Lukmanul saat meninjau kondisi anak-anak tersebut.

Penyebab utama putus sekolah, berdasarkan penyelidikan Lukmanul, adalah faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu. Beberapa kasus bahkan melibatkan anak yatim. Ironisnya, sebagian dari anak-anak ini seharusnya bisa mendapatkan bantuan melalui Program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, namun belum tersalurkan. Anggaran pendidikan di tahun 2026, khususnya subsidi KJP, diperkirakan mencapai Rp 3,4 triliun.

Komitmen Tegas Pemprov DKI Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak membiarkan satu pun anak di Ibu Kota putus sekolah karena kendala biaya. “Bagi saya pribadi, sebagai Gubernur Jakarta, jangan sampai di Jakarta ada anak yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya pendidikan,” kata Pramono di Slipi, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2025).

Pramono telah menginstruksikan Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memprioritaskan pemberian KJP kepada anak-anak yang benar-benar membutuhkan. Ia menekankan bahwa jika penyebabnya adalah keterbatasan biaya, Pemprov Jakarta akan hadir dan turun tangan. Langkah cepat ini diapresiasi oleh Lukmanul Hakim, meskipun ia juga menekankan bahwa ini baru sebagian kecil dari anak-anak yang membutuhkan dan berharap lebih banyak lagi anak yang bisa kembali bersekolah. Komitmen Pramono terhadap pendidikan yang merata menjadi prioritas utama pemerintah provinsi.

TAGS: Pendidikan, Anak Putus Sekolah, Jakarta Barat, Gubernur DKI Jakarta, KJP Plus, SKB Cengkareng, Pramono Anung, Uus Kuswanto
Sekelompok anak-anak dari berbagai latar belakang, tersenyum dan fokus belajar di sebuah ruang kelas sederhana yang terang, mungkin di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Cengkareng. Beberapa buku atau alat tulis terlihat di meja. Suasana hangat dan penuh harapan, mencerminkan kesempatan kedua dalam pendidikan.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Formulir Kontak